“Penting
sekali kita mengekspos agama ini. Kami mengasihi orang Muslim, baik
pria maupun wanita sebagai sesama manusia, dan mereka adalah orang-orang
yang indah. Tetapi mereka telah ditipu” kata el Masry.
Komunitas Arab di Australia – Semakin Banyak Yang Meninggalkan Islam Dan Berpaling Kepada Kekristenan
Australia sedang
menjadi destinasi yang populer bagi orang Muslim yang meninggalkan Asia
dan Timur Tengah, dan ini menggelisahkan penduduk lokal negeri “Down
Under” ini.
Empatpuluh tahun lalu, para penduduk lokal jarang sekali melihat orang Muslim di jalan jalan di Sydney atau Melbourne, oleh karena hanya sekitar
20.000 jiwa yang tinggal di Australia saat itu. Kini, sebanyak 500.000
orang Muslim tinggal di Australia. Dan ketika mereka bermigrasi ke benua
tersebut, mereka berdiam di wilayah-wilayah yang eksklusif Islam.
Televisi Al Hayat, yang juga dikenal sebagai Life TV, bekerja untuk menjamin agar orang Muslim di Australia mempunyai kesempatan untuk mendengar Injil.
Stasiun televisi Arab diluncurkan di Australia oleh Michael el Masry, seorang mantan Muslim. El Masry memulai
saluran tersebut dengan keuangannya sendiri yang terbatas dan tetap
bertahan walalupun mendapatkan perlawanan yang keras dari komunitas
Islam.
“Saya mendapatkan banyak ancaman,” kenang el Masry.
“Tetapi apakah anda tidak takut?” tanya CBN News.
“Tidak, karena Tuhan melindungi saya. Saya percaya ada misi spesial seperti Tuhan akan memberikan perlindungan ekstra,” ujarnya. “Ia telah mati untuk mereka. Mereka patut menerima berita keselamatan. Siapakah yang akan menyampaikan berita itu kepada mereka?”
Menyeberang
El Masry mengatakan kepada CBN News bahwa Al
Hayat TV Australia menayangkan program-program Kristen dalam cara yang
dimengerti orang Muslim.
“Penting
sekali kita mengekspos agama ini. Kami mengasihi orang Muslim, baik
pria maupun wanita sebagai sesama manusia, dan mereka adalah orang-orang
yang indah. Tetapi mereka telah ditipu”, kata el Masry.
Orang-orang
Muslim Australia tidak hanya mendengar kabar baik melalui televisi.
Para mantan Muslim belum lama ini menghadiri sebuah ibadah Kristen dalam
bahasa Arab di sebuah gereja di Sydney. Ali Bazzi telah menggembalakan Gereja Al-Obour selama hampir dua tahun. Al-Obour dalam bahasa Arab berarti “menyeberang crossover”. Kebanyakan anggota jemaatnya adalah orang-orang Muslim yang bertobat kepada kekristenan.
Beberapa
anggota jemaat datang ke gereja itu secara rahasia karena mereka takut
ketahuan oleh keluarga mereka yang masih Muslim. Ada anggota-anggota jemaat yang telah mendapatkan ancaman mati karena meninggalkan Islam.
“Hal itu disebabkan agama yang diajarkan Quran mendorong anda untuk menyakiti orang lain”, Bazzi menjelaskan. Bazzi juga
telah menerima banyak ancaman kematian sejak menjadi orang Kristen.
Tetapi ia mengatakan bahwa ia tidak akan berhenti mengabarkan Injil.
Mengenal Kristus
Ia
telah menghabiskan masa-masa remajanya sebagai seorang Muslim radikal
di Libanon. Seorang teman Muslim yang telah bertobat kepada kekristenan
memperkenalkan kepadanya Alkitab dan Yesus.
“Saya menyukai kepribadian Yesus
Kristus”, kata Bazzi. “Bagaimana Ia diceritakan dalam Alkitab. Betapa
Ia senang berbagi dengan orang lain, menyembuhkan mereka, memberi mereka
makan. Saya berkata, ‘Ibu, saya telah menjadi orang yang baru’, dan ibu
saya berkata ‘Jika ada Tuhan yang dapat mengubah Ali, saya pun ingin
mempercayai-Nya’. Seluruh keluarga saya menjadi Kristen kecuali ayah
saya”.
Para
anggota keluarga Bazzi kini melayani di gereja Australia. Saudaranya
adalah seorang pemimpin yang aktif dan saudarinya melayani sebagai
pemimpin ibadah. Helena Menadue, seorang mantan Muslim dari Mesir, bermigrasi ke Australia setelah bertobat dan menerima Kristus.
“Polisi
keamanan nasional datang ke rumah saya dan membawa saya pergi”, Menadue
mengenang masa-masa ia tinggal di Mesir. “Mereka dapat membunuhku.
Mereka dapat menyiksaku. Mereka dapat menyiksa saudariku. Mereka dapat
melakukan hal-hal yang mengerikan”
Ia juga ditolak oleh kekasihnya dan dikutuk masyarakat.
“Setelah
penolakan itu, yang berupa perkosaan, saya merasa saya telah kehilangan
identitas saya. saya tidak mengenali diri saya sendiri lagi”, kenangnya.
Menadue mengatakan ia dikuatkan oleh Firman Tuhan yang meneguhkan semangatnya.
“Marilah
kepada-Ku hai semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan
memberimu kelegaan. Satu-satunya cara Tuhan dapat menyatakan diri-Nya
kepadaku atau aku dapat menerima damai dan sukacita-Nya hanyalah melalui
Yesus”, ujarnya.
Sebuah misi ilahi
Alya Raad, seorang mantan Muslim, mengenal Kristus setelah ia menikahi seorang Kristen.
Awalnya
orangtuanya tidak setuju ia menikahi orang yang tidak seiman. Kemudian
mereka berubah pikiran setelah ia disembuhkan dari lymphoma karena
doa-doa orang Kristen.
“Saya
disembuhkan dari kanker dan Tuhan benar-benar membuat orangtua saya
berubah pikiran sehingga saya dapat menikahi suami saya dan saya dapat
menjalani hidup sebagai orang Kristen, seperti yang selalu saya
inginkan”, ujarnya.
Walaupun
terus menerus mendapatkan tekanan dari komunitas Islam Australia, para
mantan Muslim ini tetap menyaksikan iman Kristen mereka terhadap para
imigran Muslim dan banyak orang lainnya.
Dan mereka merasa Firman Tuhan akan terus mencapai banyak jiwa dimanapun – terutama di negeri “Down Under”.
Sumber CBN—dipublikasikan pada 7 Juni 2011.